The successful man is the one who had the chance and took it. (Roger Babson)
Ada ungkapan bijak yang patut kita renungkan: "Orang gagal menyia-nyiakan kesempatan. Orang biasa umumnya menunggu kesempatan. Tapi, orang sukses menciptakan kesempatan."
Ungkapan itu begitu dekat dengan realitas hidup yang kita jumpai. Saya mempunyai seorang kawan yang mempunyai rencana bisnis besar dan cemerlang. Akan tetapi, dia tidak segera mengeksekusi idenya alias sekadar menunggu.
Dia selalu berdalih bahwa dia membutuhkan waktu (timing) yang tepat sekaligus mendapat petunjuk 'dari Atas' yang tepat pula. Tapi, apa yang terjadi? Tahun berganti tahun, kini dia pun masih menunggu momen yang tepat itu tiba.
Ada kisah lain yang menarik. Saat menjadi pembicara di sebuah seminar di Kota Samarinda beberapa bulan lalu, ada pengalaman yang mengusik akal budi saya. Saat itu, kami meluncur melalui kawasan hutan belantara. Usai berkendaraan selama dua jam lebih, kami berhenti di sebuah persinggahan yang dikelilingi pepohonan lebat.
Akan tetapi, persinggahan itu tampak ramai oleh pengunjung. Banyak mobil terparkir memadati halaman depan. Ternyata, di situ ada sebuah gerai makan yang menyajikan makanan tahu. Tentu saja, gerai ini memikat para pengendara yang lapar di jalan. Tampaknya, bisnis tahunya cukup sukses.
Nah, yang menarik bagi saya adalah bagaimana si pemilik gerai makan ini melihat peluang berjualan tahu enak di tengah hutan belantara ini. Pasti sudah banyak orang melewati jalanan tengah hutan ini. Tapi, mengapa hanya si pemilik gerai yang melihat adanya peluang ini.Sebuah pertanyaan yang menggelitik.
Mari kita tengok kisah sukses lainya. Bisnis minuman kemasan Aqua sukses menjadi market leader lantaran sosok Tirto Utomo yang pertama kali melihat peluang tersebut. Semua orang mengalami haus dan butuh air. Tapi, mengapa Tirto Utomo melihat fenomena biasa itu sebagai peluang?
Ada juga sosok dunia bernama Jeff Bezos. Kita tahu ada begitu banyak orang yang mengharapkan dan membeli buku melalui Internet. Namun, mengapa hanya Jeff Besos yang melihat peluang ini? Nah, ada banyak kisah sukses lainnya yang berawal dari kepekaan menangkap peluang.
Yang jelas, dari beberapa orang yang sukses tadi, rata-rata mereka memprogram dirinya untuk melihat peluang dan kesempatan di mana-mana. Lantaran matanya tertuju kepada sesuatu yang baik, otaknya pun memengaruhi dirinya untuk mencari dan melihat peluang kapan pun dan di mana pun.
Ada seorang pelatih dari luar negeri yang menjelaskan fenomena itu dalam sebutan mental kaya dan mental miskin. Baginya, seorang dengan mental miskin apabila sedang bepergian, matanya selalu tertuju kepada apa saja yang bisa dibelinya. Sebaliknya, orang yang bermental kaya justru akan mengarahkan matanya untuk melihat barang-barang serta bisnis apa yang bisa dijual dan dijalankannya.
Stochoma
Secara fisiologis, ada istilah stochoma. Istilah ini mengacu pada realitas di mana mata kita mempunyai daerah buta karena mata kita hanya diarahkan untuk melihat bagian-bagian tertentu.
Satu contoh terjadi saat Anda membeli mobil baru. Usai membeli mobil baru, Anda melihat banyak sekali mobil yang sama di jalan. Bukankah mobil itu sudah ada sebelum Anda membeli mobil tersebut. Apakah gara-gara membeli mobil baru, mendadak semua orang di jalan juga menggunakan mobil merek dan tipe sama dengan mobil yang Anda beli? Tentu saja tidak demikian.
Sebenarnya, masalahnya sederhana. Mata Anda yang tadinya buta dengan mobil-mobil itu, tiba-tiba dibukakan untuk melihat mobil-mobil tersebut. Kebutaan sementara inilah yang disebut dengan stochoma.
Tentu saja, ada akibat buruk stochoma bagi kehidupan kita keseharian. Kita bisa menjadi buta terhadap berbagai peluang dan kesempatan yang terpampang di depan mata kita. Percayalah, peluang dan kesempatan datang menghampiri kita timbul tenggelam setiap hari.
Namun, mata kita sering dibutakan untuk tidak melihat peluang dan kesempatan itu. Susahnya, semua peluang dan kesempatan itu selalu 'menyamar' dalam bentuk orang-orang dewasa, kejadian biasa, ataupun situasi umum, sehingga tidak mudah kita kenali.
Hal ini mengingatkan saya kepada satu hadiah masa kecil yang pernah saya peroleh dari luar negeri, yakni 'Find Walley' di mana kita harus mencari si "Walley" dalam sebuah gambar besar dengan warna dan pemandangan yang warna-warnanya mirip dengan bajunya "Walley", sungguh sulit dicari kalau tidak teliti.
Nah, saya pikir begitulah situasi kesempatan dan peluang yang muncul di depan kita. Kejelian dan keinginan yang luar biasa dibutuhkan sehingga kita bisa melihat, saat si "Walley" kesempatan itu muncul di hadapan kita.
Eksperimen
Ada suatu eksperimen menarik yang dilakukan di suatu universitas di mana para sukarelawan diminta menyaksikan suatu tayangan TV. Tugas mereka ditekankan di awal, yakni menghitung berapa banyak para pemain basket yang mereka saksikan saling mengoper bolanya.
Tanpa disadari para sukarelawan itu, di tengah-tengah tayangan tersebut, muncul manusia berkedok gorila yang memukul-mukul dadanya lalu menghilang. Setelah tayangan selesai, para sukarelawan ini ditanyai apakah mereka melihat sesuatu yang aneh dalam tayangan tersebut. Ternyata, banyak di antara mereka yang luput dari menyaksikan kehadiran gorila tersebut.
Pertanyaan yang menarik adalah bagaimana mungkin gorila sebesar itu luput dari perhatian mereka? Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Begitulah, seperti penjelasan kita pada atas, para sukarelawan ini baru saja mengalami stochoma, kebutaan sementara.
Masalahnya, pikiran mereka begitu sibuk menghitung berapa kali bola itu dioper sehingga tidak bisa melihat kehadiran si gorila. Bukankah fenomena semacam ini sering terjadi dalam kehidupan kita? Banyak pengalaman menunjukkan saat-saat di mana kita juga seperti itu. Berbagai kesibukan ataaupun pikiran kita, kadang juga 'membutakan' kita dari berbagai peluang dan kesempatan emas yang hadir di depan kita.
Karena itulah, tulisan ini menantang kita untuk lebih waspada serta mulai melatih ulang fokus pikiran kita. Untuk itu, perlu sekali bagi kita untuk bersiap-siap dengan apa pun yang muncul di depan kita.
Di sisi lain, kita sendiri harus mulai melatih mata kita untuk melihat berbagai peluang dan kesempatan yang muncul di depan kita. Seperti dikatakan oleh Donald Trump dalam salah satu episode The Apprentice di mana dia mengajarkan para kandidat pengelola perusahaannya untuk 'membuka mata' melihat apa pun peluang bisnis yang mungkin ada di depannya.
Menurut Trump, insting seperti itulah yang dia warisi dari ayahnya dan dia latih sehingga mampu mengembangkan kerajaan bisnisnya. Bahkan, dia mengembangkan produk air mineral dengan gambar dirinya sendiri.
Jadi, maukah mulai sekarang Anda melatih mata Anda melihat peluang yang mungkin sedang bersliweran di depan mata Anda saat ini?
Dikutip dari Jeli Menangkap Peluang oleh Anthony Dio Martin, Managing
Director HR Excellency