Visitor Mw Blog

Google Website Translator

Jumat, 11 November 2011

Sepenggal coretan kisah sepasang kekasih


Couple



Ada sepasang kekasih yang menjalani hubungan. Mereka selalu bersama dalam menjalani aktifitas ditiap harinya,terkadang berjalan sendiri-sendiri karna kesibukan masing-masing. Hal itu tidak mengubah perasaan sepasang kekasih tersebut. Mempunyai kepercayaan terhadap pasangan yang kuat dan saling terbuka dalam menjalani aktifitas diharapkan berbuah hubungan yang awet. layaknya induk dan penjantannya yang sama-sama mencari makan untuk anak-anaknya disarang,sarang yang sudah rapuh hanya beberapa ranting yang tersisa. tujuan mereka  hanya satu. Yaitu,mencari makanan untuk anak-anaknya agar bisa berahan hidup. Sama seperti sepasang kekasih ini,meskipun ada banyak tujuan dalam hubungan tapi tujuan utamanya adalah hati.. Hati akan menjadi pelabuhan terakhir beberapa tujuan yang bersinergi didalam hubungan.


Sore itu,selepas kuliah bersama. Mereka pergi kekantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Mereka menulusuri jalan sambil bercanda tawa,membuat orang disekitarnya iri. dan ketika menyebrangi jalan kampus,sang pria mencoba melindungi wanitanya agar aman. Hal tersebut sudah lumrah,karna sifat pria sayang sudah selayaknya selalu melindungi pasangan disetiap ruang dan waktu. Tak pernah terpikir dalam benak setiap pria untuk memperoleh pujian, tapi semua itu merupakan naluri seorang pria untuk melindungi dan menjaga wanita walaupun bukan pujaan hatinya.



Disalah satu sudut kantin, terlihat beberapa mahasiswa yang sedang giat belajar di sebuah meja. Duduklah pasangan kekasih itu dimeja ,karna mereka mengetahui bahwa mahasiswa itu adalah teman-temannya.



Wanita tersebut memesan makanan disalah satu pedagang makanan yang disukainya. Menurutnya, nasi campur di tempat itu lezat dan dia sudah mengenal dekat perempuan paruh baya sang penjual nasi campur. Setelah memesan dan mengambil makanannya, wanita itu duduk didepan kekasihnya. "Asap rokok", eluh sang wanita dengan nada canda. Sang pria kemudian mematikan rokoknya, meskipun rokok tersebut masih tersisa 5-10 hisapan. Mematikan rokok yang belum habis merupakan keputusan yang pantas diambil karena wanita tersebut kurang berkenan bila  kekasihnya merokok didepannya. 


Sewaktu wanita sedang melahap makanannya dengan nikmat, sang pria hanya melihat dan memandangi wajah kekasih hatinya dengan terpana. Merenung sambil melihat seseorang yang dicintainya sedang memakan nasi campurnya. Pemandangan kecil yang membuat hatinya bahagia. Bukan dikarenakan cara makan yang lucu, melainkan keluguan hati yang tampak diwajah kekasihnya. Terkadang tanpa kita sadari hal kecil disekitar kita merupakan bagian dari kepingan memori yang indah untuk terlewatkan, meskipun setiap harinya pemandangan tersebut dapat kita lihat.



Menit demi menit berlalu, sang wanita semakin dekat menyongsong Ujian Tengah Semester (UTS). Sang  pria hanya dapat memberi semangat disertai doa dengan harapan kekasihnya dapat mengerjakan UTSnya dengan optimal dan berbuah maksimal. Sang pria mengetahui kapabilitas kekasihnya dalam hal auditing, yang kebetulan diujikan dalam UTS hari itu. Ia juga yakin kekasihnya dapat mengerjakan tiap soalnya dengan mudah. Wanita itu berpamitan dan perlahan tapi pasti ia dan teman-temannya meninggalkan bangku dan menghilang, berjalan menuju kelas mereka.



Disudut pojok meja, sang pria tersebut termenung bertemankan sebatang  rokok. Rokok yang bersampul merah dan putih. Sejenak pikirannya melambung tinggi tentang suatu hubungan yang berujung pada ikatan suci pernikahan. Kemudian ia menatap gelang jam pemberian pertama kekasihnya. Ada tulisan besar berwarna coklat mencolok di diujungnya bertuliskan "closeUP" tanpa angka. Mungkin saat itu pukul empat lewat lima belas menit. 




Aku seorang diri.

Kulihat jalanan kantin mulai lenggang dari hiruk pikuk keramaian kantin. 


Sesosok pria mendekati gadis di meja didepanku. Membisikkan kata-kata yang tersirat seperti sebuah kode untuk keluar dari tempat ini dan mencari persinggahan baru. Aku membaca bahasa tubuh laki-laki yang wajahnya sudah familiar dikampus ini. 
Dia sepertinya ingin bercinta.



Kutoleh ke sisi lain kantin, aku melihat beberapa mahasiswa bercengkerama. Yang wanita tertawa terbahak-bahak, sedangkan lelaki disampingnya hanya tersenyum hampa, membentuk simpul di ujung bibirnya. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi sungguh terlihat sekilas air wajah lelaki itu menandakan kebosanan. 
Dia sepertinya kurang peka.



Di sisi lainnya aku melihat gerombolan gadis modis dan trendy. Duduk sejajar di belakang meja yang aku duduki. Mereka sedang membicarakan sesuatu dan aku mendengarkan pembicaraan mereka secara tidak sengaja. Hal ini dimungkinkan karena tempat mereka sangat dekat dengan telingaku. Seseorang di tengah-tengah bercerita dengan mata berkaca, yang lain mendengarkan dengan seksama. Sesekali yang lain mengelus pundak gadis itu dan tiba-tiba air matanya tumpah. 
Dia sepertinya sedang patah hati.



Aku merekam setiap momen di depan mataku dalam memoriku. Memandangi setiap mata yang mencoba melirik ke arahku, mereka bermaksud ingin menggoda namun aku sibuk menulis di HP B̶l̶a̶c̶k̶b̶e̶r̶r̶y̶. Mereka ingin mencoba memulai percakapan namun aku sibuk mendengarkan musik Linkin Park kesukaanku. Bahkan, sosok wanita cantik didepanku pun takkan mampu mengalihkan pikiranku untuk menulis cerita ini.



Mereka pergi berlalu, sedang aku tetap termangu. menit berganti menit, sekarang pukul 4 lebih lima puluh menit sore. Dua cangkir kopi hitam kuhabiskan seorang diri, berharap seseorang datang menuangkannya lagi dan membawakanku satu batang rokok untuk ku hisap. 
Aku tetap sendiri.



Matahari beranjak tenggelam, dan lampu-lampu mulai menyinari tiap sudut-sudut kantin. Tetapi suatu alasan  menahanku untuk tetap disini.



Menunggu. Dan menunggu.



Menunggu seorang wanita yang aku sayangi. Dia yang sedang bergumul dengan ujian tengah semester. Dibenakku tak terlintas kebosanan sedikitpun. Baris demi baris tulisan mengalir walaupun yang aku ketik mungkin terlihat bodoh oleh sekitarku.



Saat kopi dan air belum menyatu, saat belum sempat kuseduh, saat belum sempat tenggelam ampasnya dan saat rokok belum sempat aku bakar.,

aku, sepertinya masih tetap menunggu dan tetap akan menunggu orang yang aku cintai.







PERHATIKAN HAL KECIL DISEKITAR KAMU,KAMU AKAN MENEMUKAN KEINDAHAN DIDALAMNYA "





Tulisan Fiksi pukul 17.01


1 komentar:

i would rather you say that "i love you" just once and trully mean it. i was praying that you and me might end up together.
i'm mentally, love you :3

Posting Komentar